WASHINGTON, KOMPAS.com – Otoritas kesehatan dan pertanian AS mengeluarkan kritik terselubung terhadap tuntutan baru dari China bagi perusahaan pengekspor makanan untuk menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa mereka mematuhi standar keamanan untuk mencegah penularan Covid-19.
“Upaya beberapa negara untuk membatasi ekspor pangan global terkait penularan Covid-19 tidak konsisten dengan ilmu penularan yang diketahui,” kata Menteri Pertanian AS Sonny Perdue dan Komisaris FDA Stephen Hahn dalam pernyataan bersama, Rabu (25 Juni).
Itu sejalan dengan saran dari para ahli, yang terus mengatakan bahwa makanan menimbulkan sedikit risiko penyebaran virus corona.
Ini adalah penolakan terbaru ke China, yang telah mengeluarkan tembakan peringatan kepada eksportir global yang berurusan dengan wabah di antara karyawan.
Negara itu mengeluarkan larangan pengiriman unggas dari pabrik milik Tyson Foods Inc setelah perusahaan melaporkan infeksi di lokasi di Arkansas. Sementara itu, perusahaan daging di Inggris, Jerman dan Brasil telah secara sukarela menghentikan beberapa pengiriman di tengah kasus positif, menurut otoritas bea cukai China.
Wabah di Beijing pertama kali ditelusuri ke talenan yang digunakan oleh penjual salmon impor, tetapi kemudian Komisi Kesehatan Nasional negara itu mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan ikan itu adalah asal atau inang perantara untuk virus tersebut.
Namun, salmon telah dihapus dari supermarket di kota-kota besar Cina.
Perdue dan Hahn mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa “tidak ada bukti bahwa orang dapat tertular Covid-19 dari makanan atau dari kemasan makanan.”
Sementara perusahaan daging di Brasil dan Eropa telah menandatangani pernyataan tertulis yang diminta China yang menunjukkan kepatuhan terhadap standar keamanan, banyak eksportir Amerika sejauh ini enggan mengambil langkah itu karena takut bertanggung jawab.
Tyson Foods pada hari Selasa menjadi perusahaan besar AS pertama yang mengkonfirmasi telah menandatangani sertifikat.
Australia mengeluarkan pernyataan tertanggal Selasa yang mengutip Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa “penularan melalui makanan sangat tidak mungkin dan tidak ada bukti hal ini terjadi dengan Covid-19 secara global hingga saat ini.”